Sunday, June 19, 2011

NILAI (rapor)?! Hanya itu kah?

Oke, gak kerasa banget, kayak baru kemarin gue ngejalanin MOS (Masa Orientasi Siswa) di sekolah gue, dan sekarang gue lagi liburan naik kelas. Sudah menjadi hal yang biasa kalau setiap orang menunggu saat-saat ini, dimana kita bisa bebas, melupakan pelajaran untuk sejenak. Tapi setelah gue liat nilai rapor gue dari kelas X semester 1 sampe kelas XI semester 2, tidak ada yang spesial. Terlalu standar, dan (kata orang tua gue) nilai gue yang segitu gak akan menunjang atau menjamin masa depan gue. Gue pun terpaku pada satu kata yang terus diperhatikan oleh masyarakat jaman sekarang, "NILAI".

Gue setuju, kalau masa depan yang sukses bisa diraih jika kita belajar dan mendapatkan NILAI (rapor) yang baik, dan menurut gue itu benar dan itu SALAH SATU jalan menuju sukses. Kenapa gue tekankan kalau mendapat NILAI (rapor) yang baik adalah SALAH SATU jalan menuju sukses? Karena memang begitu adanya. Faktanya, banyak jalan menuju sukses. Orang yang gak lulus SD bisa jadi motivator nomor 1 di Indonesia. Seorang Chef (koki) perempuan yang sangat cantik bisa menjadi terkenal dan sukses karena pekerjaannya sebagai koki, padahal dia adalah seorang lulusan S-1 Finance di salah satu Universitas di Amerika Serikat. Albert Einstein menjadi penemu dari segala dasar rumus fisika, padahal dia pernah tidak lulus pada masa sekolahnya. Dengan fakta-fakta tersebut, terbukti kan maksud gue?

Memang sih, untuk membuktikan suatu kualitas atau untuk menentukan yang baik atau yang tidak, tetap kita harus menggunakan PENILAIAN. Hal itu juga diperuntukan agar kita menjadi orang yang selektif dan tidak salah 'langkah'. Tapi, tentu saja, menurut saya cukup berbeda konteks apabila kita diharuskan mendapatkan NILAI (rapor) yang sangat baik kan?

Gue yakin, banyak orang juga yang setuju kalau SUKSES bukan hanya dalam NILAI (RAPOR). Ada yang bilang, SUKSES adalah ketika kita menjadi salah satu orang yang berada dalam pemerintahan. Oh, benar kah? Apa para koruptor itu SUKSES dalam melaksanakan tugasnya sebagai WAKIL RAKYAT? Oh ya, mereka SUKSES BESAR dalam MENYELEWENGKAN tugasnya sebagai WAKIL RAKYAT dan SUKSES dalam MENGHANCURKAN NEGARA INI.

Gue adalah orang yang anti-koruptor dan gue sangat ingin masuk kedalam pemerintahan dan menghancurkan "Vicious Circle" yang ada di Pemerintahan RI saat ini. Tapi, gimana cara menghancurkannya? Dengan masuk ke dalamnya? Ya, gue setuju, hancurkan dari dalam. Tunggu, bagaimana cara masuk ke dalam "lingkaran" itu? mengindahkan NILAI (RAPOR)? oke, gue juga setuju karena itu menjadi dasar. Setelah itu apa? Bukankah mereka melakukan seleksi? Oh ya, seleksi. Seleksi apa? Menurut gue, di sini terjadi 2 tipe seleksi : Seleksi Ideologi dan Seleksi Harta. Kenapa HARTA? Tentu untuk "memuluskan" jalan kita untuk masuk kedalam "lingkaran" itu. AHA! Bahkan, fase ini sudah merupakan "pembuka" dari "Vicious Circle". Menurut saya, Seleksi Ideologi pun mempunyai 2 tipe : Mencari Orang Dengan Ideologi Lemah atau Mencari Orang Dengan Ideologi Kuat. Kebanyakan orang yang dipilih adalah orang yang mempunyai IDEOLOGI LEMAH sehingga dapat "terhasut" untuk melakukan korupsi. Lanjut semakin dalam, adalah apa yang disebut seseorang sebagai "Taman Kanak-Kanak". Ya, karena orang-orang di dalam pemerintahan adalah "anak-anak" yang masih suka sekali "bermain" dan selalu ingin "menang". Setelah gue masuk, jika mereka mungkin mereka melihat gue sebagai "orang aneh" ato mungkin "orang pincang" yang sangat mungkin untuk "dijahili" atau "disakiti". Walaupun kita tidak melakukan apa-apa, mereka bisa memanipulasi sehingga orang akan berfikir kalau gue adalah orang yang salah dan gue "di cap" sebagai koruptor. Pada akhirnya, semua orang akan berfikir bahwa gue gak sukses. Masih yakin kalau SUKSES adalah saat kita menjabat sebagai WAKIL RAKYAT?

Ada banyak jalan menuju Belanda, tentu aja ada banyak jalan menuju SUKSES coy. NILAI (rapor) bagus banget adalah salah satu jalan! Tapi kenapa suatu KESUKSESAN harus dinilai oleh sesuatu yang KONGKRIT aja? Nih, kalau kita bandingin, lebih menantang mana, ujian tulis sama orang yang UN-nya ranking 1, ato ngebuat satu karya yang bagus banget sedangkan lawannya adalah orang yang sangat ahli dibidang itu? Kalau ujian tulis sama yg UN-nya rank 1, itu mah gampang, semua pasti bisa hanya dalam waktu singkat. Kalau bikin suatu karya yang bagus banget tapi lawannya adalah orang yang ahli dalam bidang itu? Kalau gak karena faktor HOKI, menurut gue gak akan kita menang sama sang ahli. Contoh simple, seorang amatir gak akan bisa melukis seseorang dengan bagus kalau dia gak melakukan latihan terus menerus dan nanya sama yang lebih ahli dan pengalaman, karena teori dalam buku hanyalah ulasan penulis yang masih mempunyai banyak arti, dan butuh seseorang yang lebih ahli dan berpengalaman untuk mengartikannya. Ujian tulis? dari buku juga bisa, dan itu udah pasti bener. Bukankah itu kurang menantang?

Banyak orang yang bilang kalau orang tua kita akan sangat bangga kalau kita menciptakan sesuatu yang unik, dengan cara kita sendiri yang tidak mereka bisa, namun mereka bisa menikmatinya, mereka juga bisa menunjukannya pada rekan-rekannya dan membanggakan hasil karya kita. Tapi, 2 orang yang jadi panutan gue dan gue sayangin dan hargain banget MEMATAHKAN kata-kata itu.

Gua udah melakukan banyak cara biar ortu gue keliatan bangga dan bisa memeluk gue dengan rasa bangganya yang amat sangat, tentunya dengan cara gue sendiri, bukan cara mereka. Bikin banyak lagu, bikin film sendiri, jadi pemeran utama di sebuah film bikinan temen gue yang hasilnya adalah menangnya film tersebut jadi film terbaik kedua dan gue menjadi pemeran pria terbaik, jadi seorang pengibar bendera pas 17an di sekolah, dan lain-lain lah yang harusnya bisa menyadarkan mereka kalau gue bisa SUKSES dengan cara gue sendiri walaupun NILAI gue kurang dan apa kata mereka? “Sebenernya sih bangga, tapi masih kurang karena NILAI (rapor) kamu masih kurang. Bangganya tuh gak maksimal gitu.” Saat itu, gue cukup down ngedenger kalimat itu. Sedikit kekecewaan timbul di hati gue.

Mungkin di post ini, gue cuma mau nyampein kalau NILAI (rapor) bukan segalanya bung! Sekali lagi, SUKSES gak cuma di NILAI (rapor) doang! KESUKSESAN kita bisa menjadi sangat TAK TERNILAI dan SANGAT BERHARGA ketika kita bisa menciptakan/melakukan hal yang kita inginkan, selama hal tersebut mengandung sisi positif.